Jumat, 02 Oktober 2020

Eureka Moments

Eureka! Moments

Kata ini menjadi terkenal dan tidak dapat dipisahkan dari seorang tokoh ternama bernama Archimedes. Kisah di balik meroketnya kata ini adalah tentang keberhasilan Archimedes menjawab tantangan seorang raja untuk menemukan cara menghitung berat benda dengan bentuk sembarang. Tanpa mengingat keadaan dan kondisi di sekitarnya, Archimedes berseru “Eureka!” dan lari menemui sang Raja. Kebenaran kisah ini tidak dapat dipastikan, namun kita pasti dapat merasakan sebuah antusiasme, kegirangan, dan ledakan emosi yang meluap sembari berteriak “Eureka!” atau "I've found it! I've found it!" Satu kata yang sarat dengan makna. Saya telah menemukannya. 

Eureka Moment


Eureka! Kata ini diserukan untuk merayakan sebuah penemuan atau momen menemukan sesuatu. Suatu momen saat inspirasi sekonyong-konyong datang, memancarkan cahaya, dan memberikan pencerahan. Eureka! moment yang tercatat bertahun-tahun kemudian salah satunya adalah momen yang dialami oleh Newton ketika menemukan Hukum Gravitasi lewat pengamatannya tentang apel yang jatuh. Einstein, dengan teori relativitasnya yang juga muncul melalui cara yang tidak disangka-sangka. Atau contoh lainnya seperti yang dialami oleh ahli Matematika Jules-Henri Poincare dengan “ Fuchsian function” yang mengalami pencerahan tepat saat menginjakkan kakinya ke atas tangga sebuah omnibus setelah bergumul selama 2 minggu tanpa penyelesaian. 

 

Baca juga: Great Eureka Moments in History


Saat kita membaca kisah-kisah pemikir besar seperti Archimedes, Einstein, Newton atau Poincare ini, apakah pertanyaan ini terbesit di pikiran kita atau benak kita? Pernahkah kita mengalami momen-momen tersebut? Kapankah Eureka Moment! kita? 

Jauh dari sesuatu yang muluk-muluk, pernahkah kita berteriak Ooooo! Aha! Ya, ampun! Nggletek atau sederetan kata lainnya, saat kita mengalami pencerahan, mulai memahami sesuatu dan siap untuk menyelesaikan keruwetan yang sebelumnya kita hadapi. 

Kelas saya adalah saksi dari Eureka! moments peserta didik saya. Senyum yang terkembang lebar, seruan seperti Ooooo! Aha! Ya, ampun! Oalah! Ternyata! mewarnai pembelajaran di kelas. Bagi peserta didik saya, seruan itu mungkin meluncur begitu saja lewat bibir kecil mereka. Namun bagi saya, itu adalah sebuah penanda bahwa proses pembelajaran sedang terjadi. Eureka! moments mereka mengindikasikan sebuah pencapaian proses belajar; dari tidak tahu menjadi tahu; dari tidak bisa menjadi bisa. Sebagai seorang guru, saya mendorong siswa-siswi saya untuk merasakan pengalaman ini. Betapa menyenangkannya mengalami Eureka! moment Rasa itu seperti sebuah hadiah yang mereka dapatkan saat memenangkan sebuah kompetisi. Eureka! moment adalah sebuah karunia bagi mereka yang haus untuk belajar. Dan bisa dipastikan, betapapun tingginya nilai yang bisa mereka peroleh tidak akan mengalahkan sukacita saat mengalami Eureka! moment jika mereka menempuhnya dengan cara yang tidak benar. Hal yang terus saya tegaskan bahwa nikmat seorang pembelajar adalah ketika mengalami Eureka! moment. Jangan sampai kecurangan seperti mencontek pekerjaan teman atau menjiplak karya orang lain mencuri Eureka! moment kita. Mudah memang dan tidak memerlukan banyak waktu, namun kita tidak akan pernah memperoleh dan mengalami antusiasme dalam belajar sesuatu.

Mengapa Eureka! moment ini penting untuk kita alami sebagai makhluk yang belajar sepanjang hayat? Karena Eureka! moment tidak berhenti pada sebuah rasa dan emosi. 

Pentingnya Eureka! moment bagi pembelajar sepanjang hayat:

  1. memberi semangat yang baru setelah berkutat dengan kesulitan dalam belajar
  2. mengindikasikan sebuah hasil belajar yang membuat kita siap untuk tahapan belajar berikutnya
  3. menghubungkan teori yang kita baca atau dengar saat pembelajaran dengan kenyataan sebagai tanda bahwa yang kita pelajari adalah sesuatu yang masuk akal, berguna dan tidak mengada-ada
  4. memastikan diri kita sebagai pembelajar bahwa kita telah benar-benar mengalami proses belajar; dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa.

Sebuah benang merah yang menghubungkan keempat tokoh-tokoh yang mengalami Eureka! moment di atas. Mereka tidak menyerah pada kesulitan atau masalah yang mereka hadapi dan berhenti. Bukan berarti mereka tidak melakukan hal lainnya. Mereka tetap melakukan kegiatannya seperti biasanya, namun mereka tetap bergumul untuk menyelesaikan permasalahan mereka sembari menjalani kehidupan mereka. 

Sedikit merenungkan hal ini. Kapan terakhir kita mengalami Eureka! moment?

Sebagai seorang guru, saya merasa iri kepada peserta didik saya. Saya rindu untuk mengalami Eureka! moment dan mengalami sukacita mengalahkan tantangan. 

Katakan saya beruntung, di tengah Pandemi Covid 19 justru Tuhan mengijinkan saya mengalami bukan hanya 1, 2, atau 3 akan tetapi berlimpah Eureka! moment. Saya sangat berterima kasih kepada orang-orang yang digerakkan Tuhan untuk berbagi ilmu dengan sangat murah hati. Lewat diklat-diklat yang diadakan, terbuka untuk umum, tanpa pilih-pilih, dan dengan cara bergabung yang sangat mudah; saya kembali mengalami Eureka! moment.

Di tengah padatnya PJJ, guru-guru bergumul dengan bagaimana menyajikan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didiknya. Guru-guru seperti saya yang tadinya menggunakan teknologi dalam skala terbatas “terpaksa” bergumul dengan teknologi sepanjang hari dan tiada akhir. Hal ini menyadarkan diri saya secara pribadi bahwa mau tidak mau saya harus belajar, bukan hanya untuk saya namun terlebih urgent bagi peserta didik saya. Ketika di grup-grup WA guru ada tawaran diklat online saya memaksa diri untuk mengikuti. Bersama teman-teman yang “haus ilmu” kami belajar berteman dengan teknologi. Sulit memang karena mempelajari sesuatu yang baru dalam usia yang tidak muda lagi dan terlanjur gagap teknologi. Namun satu demi satu Eureka! moment itu mengobarkan semangat saya dan menguatkan diri saya. Ternyata begitu caranya ketika peserta didik saya membuat karya berupa video atau apapun yang membuat saya takjub. 


 

Blog ini pun adalah sebuah Eureka! moment bagi saya. Akhirnya saya memiliki wadah untuk menuangkan pengetahuan dan pengalaman saya sebagai seorang guru. Terima kasih kepada APKSI Jawa Timur yang telah membuka kesempatan bagi saya untuk belajar dari guru-guru hebat dan bersama guru-guru hebat.


Selamat mengalami Eureka! moment para pembelajar sepanjang hayat


2 komentar:

Report Text

  a. Tujuan : Menyampaikan informasi tentang sesuatu, apa adanya, sebagai hasil pengamatan sistematis atau analitis. Yang dideskripsikan dap...